Artikel
Menyibak Wae Rebo, Napak Tilas Burung Indonesia
Berbekal peta berlogo Burung Indonesia, UNESCO dan Pemerintah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, keluaran 2009, kami memulai perjalanan saat mentari masih terlelap.
Pambadi Guntur Sang Penunggu Sungai
Dari bawah, corak tubuhnya mirip lollipop. Paruhnya tebal dengan bagian atas biru muda cerah dan bagian bawah kuning cerah. Sementara tenggorokan, dada dan perutnya merah darah dengan kalung hitam pada leher. Dari sisi atas, sempur-hujan
Jumpa Berkik-kembang Besar di Limboto
Ada yang menarik dari kegiatan ‘Welcome Birds; Burung Migran dan Pesona Danau Limboto’ yang digelar Burung Indonesia bersama Komunitas Untuk Bumi (KUBU), Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG), Gorontalo Perupa (Goropa), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo, Forum Komunitas
Memotret Satwa Liar pun Bisa di Kota
Burung merupakan salah satu kelompok hewan yang tersebar luas dan dapat dijumpai di semua habitat, mulai dari daerah kutub yang sangat terisolasi hingga daerah perkotaan yang ramai oleh aktivitas manusia.
Ciptakan RTH dan Pekarangan Ramah Burung
Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan laju urbanisasi terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebesar 51,4%. Pertumbuhan penduduk di perkotaan pun lebih tinggi dibanding di pedesaan. Akibatnya, banyak ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan yang akhirnya tergusur oleh permukiman, perkantoran, hingga kawasan industri.
Welcome Birds: Burung Migran dan Pesona Danau Limboto
Pada 9 Agustus 2015, Burung Indonesia bersama sejumlah Civil Society Organizations (CSO) menggelar event bertajuk ‘Welcome Bird: Burung Migran dan Pesona Danau Limboto’. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Komunitas Untuk Bumi (KUBU), Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG),
Kacamata tanpa Kacamata dari Togian
Kacamata togian merupakan jenis burung yang relatif baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Jenis burung endemis Kepulauan Togian, Sulawesi Tengah ini baru dideskripsikan pada 2008.
Seriwang Sangihe: Burung Endemis yang Asing di Tanah Sendiri (Wallpaper Juli 2015)
Koleksi pertama jenis ini dibuat oleh naturalis berkebangsaan Jerman, AB Meyer pada 1873. Namun, sejak itu keberadaan burung bernama latin Eutrichomyias rowleyi ini tak pernah tercatat kembali.
Pertemuan Perdana Komite Penasihat CEPF Wallacea
Burung Indonesia sebagai Regional Implementation Team (RIT) bagi program Dana Kemitraan Ekosistem Kritis (CEPF) Wallacea telah melaksanakan pertemuan Komite Penasihat pada 15 April 2015 di Jakarta. Pembentukan Komite Penasihat bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para
Bentet Kelabu, Si Jagal Pengintai (Wallpaper Juni 2015)
Penampilannya biasa saja. Tubuh hanya seukuran kutilang dengan didominasi warna putih, cokelat serta hitam dan ekor panjang. Sementara paruhnya tebal dan pendek dengan ujung berkait tetapi tidak berkesan garang. Meskipun demikian, bentet kelabu patut dijuluki
Julang Sumba: Satu-satunya Julang di Nusa Tenggara
Dari 13 jenis julang di Indonesia tidak ada satupun yang terdapat di kepulauan Nusa Tenggara kecuali julang sumba.
Awal Baru Kakatua Sumba
Kakatua sumba memanfaatkan musim penghujan sebagai musim berbiak. Awal baru kehidupan anakan kakatua biasanya dimulai pada akhir bulan Februari hingga Maret.