Pada 2013, Burung Indonesia terpilih sebagai penerima hibah dari The Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) yang merupakan inisiatif kerja sama l’Agence Française de Développement, Conservation International, the European Union, the Global Environment Facility, the Government of Japan, the MacArthur Foundation dan World Bank. Burung Indonesia yang merupakan bagian dari Kemitraan Global BirdLife International ditunjuk sebagai Regional Implementation Team (RIT) untuk Program Kemitraan Wallacea yang merupakan skema hibah bagi organsasi masyarakat sipil yang bergerak dalam pelestarian kehati dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Sejak peluncuran Program Kemitraan Wallacea pada 2015, program ini telah menghasilkan capaian-capaian yang terangkum dalam cerita pembelajaran konservasi terbaik di Wallacea. Sebagai contoh pembelajaran konservasi dari kisah para nelayan di pesisir Boano, Solor Selatan, Lembata yang menghidupkan praktik perikanan ramah lingkungan dengan membentuk daerah perlindungan laut (DPL) tingkat desa. Pelajaran lain dari masyarakat di dua desa di tepian Danau Matano dan Towuti yang dengan sadar menghentikan upaya perambahan hutan lindung untuk perkebunan merica melalui pengesahan peraturan desa yang berkekuatan hukum.
Sementara itu, tiga desa di Kabupaten Kepulauan Talaud mencanangkan inisiatif pelestarian keragaman hayati sekaligus mengolah sumber daya alam secara berkelanjutan. Warga juga telah menghentikan penggunaan pestisida dan mulai mengendalikan hama belalang sexava secara alami. Cerita-cerita ini didokumentasikan dalam film dokumenter dan buku bunga rampai berjudul “Inspirasi Dari Wallacea”
Dalam rangka merayakan cerita keberhasilan ini, Burung Indonesia akan menyelenggarakan lokakarya “Merayakan Konservasi Terbaik di Wallacea”. Kegiatan ini sendiri akan diselenggarakan pada 2-4 Oktober 2019 di Four Point by Sheraton, Makassar. Selain lokakarya, kegiatan ini juga akan diisi dengan pemutaran film dokumenter “Merekam Wallacea” dan peluncuran buku “Inspirasi dari Wallacea” pada 9 Oktober 2019 di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta. Dengan adanya kegiatan ini, Burung Indonesia ingin memperkenalkan kepada publik mengenai praktik-praktik konservasi terbaik di Wallacea agar dapat meingkatkan kesadartahuan publik mengenai upaya konservasi di Wallacea. (ARI)