Skip to content Skip to footer

#15thnBurungIndonesia: Memperkenalkan Jenis Burung Terancam Punah Lewat Prangko

Indonesia merupakan negara dengan keragaman burung yang begitu kaya. 1,769 jenis dari Kekayaan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah jenis burung terbanyak keempat di dunia. Tetapi, apalah arti kekayaan tersebut jika kesadaran terhadap pelestarian burung masih rendah?

Dari ribuan jenis burung di Indonesia, 160 jenis di antaranya merupakan jenis terancam punah. Untuk mencegah jenis-jenis tersebut menghilang dari habitat aslinya, peningkatan kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam melestarikan dan menghargai kekayaan hayati Indonesia perlu dilakukan melalui berbagai medium informasi.

Selain melalui berbagai aksi konservasi di tingkat tapak, pengelolaan bentang alam produktif, dan restorasi hutan alam produksi, salah satu sumbangsih Burung Indonesia dalam pelestarian burung liar di Tanah Air adalah melalui upaya penyadartahuan publik dengan berbagai medium komunikasi, salah satunya adalah prangko.

Pada 15 Juli 2009, Burung Indonesia resmi merilis prangko seri burung-burung Indonesia edisi khusus “Pusaka Hutan Sumatera” atas kerjasama dengan Departemen Kehutanan (kini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan PT Pos Indonesia.

Terdapat enam jenis burung dengan status keterancaman yang tinggi yang menjadi objek dalam prangko Pusaka Hutan Sumatera. Keenam burung tersebut antara lain, cekakak-hutan melayu (Actenoides concretus), julang jambul-hitam (Rhabdotorrhinus corrugatus), luntur kasumba (Harpactes kasumba), kuau raja (Argusianus argus), mentok rimba (Asarcornis scutulata), dan bangau storm (Ciconia stormi).

Pemilihan tema pada edisi prangko tersebut didasari oleh beberapa hal. Selain karena Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, pulau inipun memiliki lebih dari 600 jenis burung dengan tingkat keterancaman yang tinggi. Mentok rimba dan bangau storm misalnya, keduanya kini berstatus Genting (Endangered/EN) berdasarkan Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (

Burung Indonesia menilai prangko merupakan medium yang efektif dan efisien untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan menembus batas teritorial negara. Medium ini juga memiliki nilai strategis sebagai sarana penyebaran informasi mengenai pelestarian kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia.

Edisi burung-burung Wallacea

Prangko Burung Indonesia 2

Sukses dengan edisi pertamanya, prangko seri burung-burung Indonesia berlanjut pada 2012 dengan dirilisnya prangko edisi “Burung Terancam Punah Indonesia” yang secara khusus mengangkat burung-burung endemik di kawasan Wallacea.

Jenis burung terancam punah yang menghiasi edisi prangko tersebut antara lain mandar gendang (Habroptila wallacii), burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei), celepuk siau (Otus siaoensis), dan elang flores (Nisaetus floris). Dua nama terakhir merupakan jenis burung dengan status Kritis, atau selangkah lagi menuju kepunahan di alam. Sedangkan burung-madu sangihe berstatus Genting, dan mandar gendang berstatus Rentan.

Populasi keempat jenis ini hanya dapat ditemui di Wallacea yang merupakan kesatuan kawasan yang memiliki persebaran flora dan fauna campuran dari benua Asia dan Australia. Posisinya yang unik menyebabkan kawasan ini memiliki ragam hayati khas kedua benua tersebut, sekaligus ratusan jenis endemik.

***

Logo-Ultah-15_avatar-150x150Penerbitan artikel ini merupakan bagian dari rangkaian publikasi menyambut ulang tahun Burung Indonesia yang ke-15 tahun. Setiap tanggal 15 selama 2017 kami akan mempublikasikan beragam artikel mengenai capaian-capaian terbaik yang telah Burung Indonesia raih selama 15 tahun bekerja di rumah bagi 1,769 jenis burung ini.

id_ID