Skip to content Skip to footer

Beyond Plastic Recycle

Selasa, 3 Maret 2020 hari sudah menjelang sore, sebuah truk bermuatan penuh terparkir di depan Belle Maleo (B’Maleo) milik Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) dan CV Anak Burung Indonesia (ABI) yang mengurusi bidang-bidang usaha dengan masyarakat dampingan. Truk itu berisi plastik hasil daur ulang, sudah seperti siap meluncur, namun pita kuning yang menghiasinya belum tergunting. Program ini merupakan kerja sama Burung Indonesia dengan Pemkab Pohuwato, Gorontalo, dalam upaya mereduksi sampah plastik melalui pendekatan daur ulang (recycle). Pengiriman perdana menggunakan moda transportasi laut isi kargo 20 feet.

Kami sedang menunggu rombongan Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga dari Popayato Barat, kira-kira 3 jam perjalanan ke Kota Marisa—ibukota Kabupaten Pohuwato. Bahari Gobel, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato telah berada di lokasi sekitar satu jam sebelumnya, berselang tiba Irfan Saleh, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Pohuwato. Beliau menyampaikan bahwa rombongan Pak Bupati sudah menuju lokasi. Bahari Gobel dan Irfan Saleh adalah dua tokoh pemerintah yang ikut membidani program daur ulang sampah ini bekerja sama dengan Burung Indonesia.

Burung Indonesia sendiri terlibat dalam “perang” melawan plastik ini berangkat dari kesadaran bahwa polusi plastik telah membunuh lebih banyak biota laut dan burung-burung pantai dari sebelumnya. Akhirnya, rombongan Bupati tiba, tanpa banyak protokoler lagi beliau turun dari mobil dinasnya, melempar senyum lalu menjabat hangat tangan para udangan yang menyambutnya.

Bupati mengambil waktu sebentar untuk bercakap-cakap kemudian bergegas mengikuti pelaksanaan seremoni. ” Dengan mengucapkan bismilahirahmanirahim  pengiriaman perdana plastik daur ulang kerjasama CV. ABI Sukses Mandiri bekerja sama dengan Pemda Pohuwato yang didukung oleh Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia dengan ini saya luncurkan”. Para pewarta berita mengabadikan momen bersejarah itu.

Beyond recycle

Program semacam ini mengubah cara produksi lama yang linear yakni; take, make, used, waste. Plastik, seperti kita tahu dibuat dari bahan minyak bumi, namun karena produk yang kita diciptakan sekali pakai lalu terbuang, mengakibatkan terjadinya pemborosan sumber daya alam. Mendaur ulang plastik tidak hanya menyelesaikan problem sampah tetapi contoh dari ekonomi sirkular (take, make, used, recycle, make, used dan seterusnya) plastik bisa digunakan berulang-ulang. Outcome-nya, kita dapat menghemat penggunaan sumber daya alam.

Prinsip ini sama dengan yang dilakukan pada daur ulang kertas—kertas dibuat dari pohon yang dibubur (pulp), botol kaca dari pasir kuarsa, demikian juga dengan produk lain, bahan bakunya menggunakan sumber daya alam yang biasanya sekali pakai lalu buang (jadi sampah). Dampaknya, lingkungan menanggung beban sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu sesuai dengan pertumbuhan pembangunan dan populasi manusia.

Dalam setahun pertama, sampah plastik yang sudah dan sedang dalam proses daur ulang kurang lebih 25.000 kilogram (25 ton). Sampah plastik dikumpulkan oleh sejumlah bank-bank sampah binaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato:

  • Bank sampah Molamahu;
  • Bank sampah Mopio;
  • Bank sampah Hidayatullah;
  • Bank sampah Marisa Indah;
  • Bank sampah Barakati;
  • Bank sampah Pelangi;
  • Bank sampah Pasar Marisa;
  • Bank sampah Himalaya;
  • Operasi satu hari tukar sampah dengan sembako setiap hari kamis;
  • serta lewat acara Gema Panua.

Bank-bank sampah di atas menjadi pemasok sampah plastik yang akan didaur ulang di UPST Kota Madani. Sampah yang mereka pasok ke unit pengolahan diperoleh dengan cara beli, sehingga pengelola bank sampah dan masyarakat punya insentif atas upayanya memungut tebaran sampah plastik (bukan hanya sampah plastik) dari lapangan. Dalam sambutannya, Pak Bupati mengapresiasi program daur ulang plastik yang diluncurkan setahun lalu karena Kabupaten Pohuwato sekarang sudah dapat menangani sampah plastiknya sendiri serta yang pertama di Provinsi Gorontalo.

Poin penting lainnya dari acara ini adalah harapan semua pihak agar dimasa yang akan datang program ini mampu berdiri di atas kaki sendiri secara finansial sebagai unit usaha. Dengan demikian, program daur ulang tetap bisa hidup serta menjangkau seluruh kota dan desa di Kabupaten Pohuwato. Kita bisa menulis selusin lagi artikel tentang keprihatinan tentang sampah plastik, namun hal itu tidak menyesaikan sampah itu sendiri biar 1 gram. Program seperti ini realistis serta bisa kita kerjakan. Let’s do it! (Marahalim Siagian)

id_ID