Skip to content Skip to footer

Burung Indonesia Anugerahi BIA Awards Kepada Tiga Tokoh di Wallacea

Sebagai salah satu komitmen dalam memberikan dukungan bagi upaya pelestarian keragaman hayati, Burung Indonesia memberikan Birdlife Indonesia Association (BIA) Award 2019 yang didedikasikan bagi sosok-sosok inspirasional yang berkontribusi dalam upaya konservasi, khususnya di kawasan Wallacea.

Untuk pertama kalinya BIA Award diberikan kepada tiga tokoh, yaitu Benediktus Bedil, Ir. Adolf Binilang M.E, dan Persada Agussetia Sitepu. Penganugerahan ini diberikan di sela kegiatan ‘Merayakan Capaian Konservasi di Wallacea’, 2 Oktober 2019 di Four Points Hotel, Makassar.

Penerima penghargaan pertama, Benediktus Bedil, merupakan Direktur Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata atau BARAKAT. Melihat praktik perikanan yang merusak ekosistem, pria yang akrab disapa dengan sebutan Om Ben ini melakukan serangkaian upaya guna membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat yang tinggal di sekitar Teluk Hadekewa, Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Harapannya, masyarakat tak lagi melakukan kegiatan mencari ikan yang merusak lingkungan. Ia pun mengupayakan kelestarian ekosistem pesisir yang ada di Lembata tersebut dengan membangun pemahaman dan juga menggalang dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Lembata dan juga Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tokoh lain yang menginspirasi adalah Persada Agussetia Sitepu yang memberi contoh bagaimana bekerja bersama masyarakat adat dalam pengelolaan taman nasional. Bertugas sebagai Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, ia berupaya meningkatan pemahaman masyarakat beserta para pihak tentang jenis-jenis burung endemis yang menghuni kawasan yang dikelolanya, seperti burung kancilan flores (Pachycephala nudigula) dan elang flores (Nisaetus floris).

Ia juga memfasilitasi terbentuknya kelompok pemerhati elang flores, JATABARA, dan berkat keberhasilan mengembangkan ekowisata di Kelimutu, ia pun dianugerahi Gold Winner pada penganugerahan Planet Tourism.

Dukungan terhadap pelestarian keragaman hayati pun dilakukan oleh Pelaksana Harian (Plh) Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud, Ir. Adolf Binilang M.E dengan menerbitkan peraturan perlindungan nuri talaud (Eos histrio) dan menetapkannya sebagai maskot kabupaten yang dipimpinnya. Ia juga mendukung kegiatan pertanian organik berkelanjutan yang dilakukan oleh masyarakat.

Dukungan ini diwujudkannya dengan mengeluarkan kebijakan pengurangan pestisida dan pupuk kimia sintetik. Ia pun jeli melihat potensi yang ada di daerahnya dengan melakukan gerakan pembersihan lahan dan penggaraman tanaman kelapa sebagai komoditas utama, serta mempromosikan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai destinasi ekowisata.

“Kami merasa sangat bergembira, sungguhpun hal ini tidak semata-mata menjadi tujuan utama. Ini merupakan salah satu wujud kami sebagai pemerintah daerah dalam keberpihakan kami terhadap potensi sumber daya alam, terlebih bagi satwa-satwa endemis yang harus kita jaga dan lestarikan. Namun tentu yang utama ke depannya adalah bagaimana penghargaan ini menjadi tanggung jawab besar bagi kami pemerintah daerah agar meningkatkan lagi kinerja yang berhubungan dengan pelestarian satwa endemis, terutama saat ini adalah burung sampiri (nuri talaud) yang menjadi kebanggan kami,” ungkap Adolf Binilang saat menerima penghargaan di tempat terpisah, Jakarta, 25 Oktober 2019.

Penghargaan ini diharapkan dapat mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya konservasi, tidak hanya di Wallacea tapi juga di kawasan lain. Bagi Burung Indonesia, BIA Awards menjadi tantangan tersendiri untuk menghadirkan sosok-sosok inspirasional lainnya di masa mendatang. (ARI)

id_ID