Skip to content Skip to footer

Isapmadu Elok, Si Molek Temuan Sir William MacGregor

MEI_1152_864_Selintas orang akan bertanya, “Jenis burung apakah ini?”. Dari jauh, bulu-bulu hitam yang mendominasi tubuhnya memberikan kesan burung ini menyerupai gagak. Tapi, mata manusia sulit terlepas dari gelambir berwarna jingga terang di lingkar luar mata yang mengingatkan para pengamat burung terhadap melipotes pipi-kuning (Melipotes fumigatus).

Beberapa helai bulu berwarna jingga pada bagian sayap melengkapi kemolekan burung ini, yang jika terbang merentangkan sayap, akan tampak begitu anggun seperti cenderawasih. Dulu, jenis ini disebut cenderawasih elok. Namun, berdasarkan bukti-bukti genetik terakhir, jenis sejatinya masuk ke dalam famili burung pemakan madu. Oleh sebab itu, ia telah “terbuang” dari kumpulan cenderawasih dan menjadi salah satu raksasa dari keluarga jenis burung pengisap madu. Kini, panggil ia burung isapmadu elok (Macgregoria pulchra).

Burung berukuran sekitar 39 cm ini dapat ditemukan di wilayah Pegunungan Jayawijaya dan Pegunungan Bintang di wilayah Indonesia, dimana masyarakat adat Katengban melindungi jenis ini karena merupakan bagian penting dari tradisi lokal mereka. Selain di wilayah Indonesia, burung isapmadu elok juga dapat ditemui di wilayah Papua Nugini, tempat dimana untuk pertama kalinya jenis ini ditemukan oleh Letnan Gubernur Sir William MacGregor saat Nugini masih menjadi koloni Kerajaan Inggris.

Baca juga: Gelatik Jawa Riwayatmu Kini

MacGregor bukan sekadar gubernur biasa. Sepanjang kariernya sebagai perwakilan Kerajaan Inggris di berbagai wilayah koloni, MacGregor dikenal sebagai penjelajah serta kolektor benda-benda etnografi dan spesimen biologi. Oleh sebab itu, tak heran ia banyak melakukan penjelahan ke beragam tempat yang belum tereksplorasi di Nugini dan dekat dengan masyarakat adat setempat. Ketertarikan MacGregor terhadap dua hal tersebut serupa dengan apa yang dilakukan Sir Thomas Stamford Raffles di Hindia-Belanda.

Reputasi MacGregor sebagai seorang gubernur diperkaya dengan antusiasmenya terhadap ilmu pengetahuan dan kemampuannya di lapangan saat bekerja sebagai gubernur “bergaya” ilmuwan. Salah satu cerita penjelajahannya yang sempat tersiarkan adalah saat ia menjadi orang pertama yang berhasil mencapai puncak tertinggi Pegunungan Owen Stanley, Nugini pada 1888.

Baca juga: Si Putih dari Maluku Utara

Dalam berita yang disiarkan oleh koran mingguan The Cardigan Observer pada 5 Oktober 1889 bertajuk “British New Guinea, Notable-Mountaineering”, MacGregor dan rombongannya berangkat pada 20 April dan tiba di puncak tertinggi Pegunungan Owen Stanley (yang ia beri nama Gunung Victoria) pada 11 Juni. Saat melakukan pendakian, MacGregor berhasil menangkap sejumlah burung cenderawasih, salah satunya diperkirakan merupakan spesies baru. Ia juga dikabarkan mengumpulkan banyak spesimen flora. Selama di puncak gunung, MacGregor sibuk mengumpulkan banyak spesimen flora dan fauna.

Tidak ada keterangan pasti bahwa salah satu jenis cenderawasih yang berhasil ia temukan saat pendakian ke puncak Pegunungan Owen Stanley adalah sang isapmadu elok. Jenis ini dikenal sebagai burung pemalu, namun kerap bersuara dengan keras saat terbang di antara lereng perbukitan. Studi genetik yang menyatakan jenis ini lebih dekat dengan famili burung pemakan madu tidak memudarkan keunikannya.

Unduh wallpaper burung edisi Mei 2017 di tautan berikut ini: Isapmadu elok

***

MEI_HEADER-WALLPAPER-EMAIL-BLASTPenting untuk diketahui: Dari sekitar 10,000 jenis burung yang ada di dunia, Indonesia merupakan rumah bagi 1,769 jenis burung liar. Mengetahui beragam jenis burung beserta jasa lingkungannya merupakan salah satu cara menghargai kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Search

Burung Indonesia adalah anggota kemitraan global BirdLife International
© 2022 Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia)

id_IDIndonesian