Skip to content Skip to footer

Kabar Terbaru dari Proyek Tata Kelola Kehutanan

Sementara pandemi global Covid-19 menyebabkan pembatasan ruang gerak, termasuk bagi dunia konservasi, namun tak serta merta membuat para pihak berdiam diri. Sebagaimana BirdLife International yang mengadakan pertemuan secara daring untuk memperbarui kabar terkini dari program penguatan tata kelola kehutanan yang didukung oleh Uni Eropa (EU). Program ini sendiri melibatkan beberapa mitra BirdLife seperti Malaysia Nature Society (Malaysia), Haribon Foundation (Filipina), Burung Indonesia, Tenkile Conservation Alliance serta University of Papua New Guinea (Papua Nugini), dan Centre of International Development and Training (CIDT) Universitas Wolverhampton (Inggris).

Seperti halnya mitra-mitra lain yang terlibat dalam program ini, Burung Indonesia pun menyampaikan capaian berupa terjalinnya jejaring terkait Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) Volunteer Partnership (VPA). FLEGT bertujuan untuk meningkatkan tata kelola sektor kehutanan sekaligus memastikan produk kayu yang diimpor ke negara-negara anggota EU telah memenuhi proses produksi yang sesuai peraturan dan berkelanjutan.

Program yang dimulai pada 2017 ini dimaksudkan untuk menguatkan peran serta para pihak nonpemerintah dalam tata kelola kehutanan di Indonesia. Selama empat tahun terakhir, Burung Indonesia terus bekerja sama dengan pemangku kebijakan di tingkat nasional untuk menginformasikan sekaligus melakukan penguatan kebijakan berdasarkan pengalaman-pengalaman di tingkat tapak.

Dalam pertemuan daring tersebut, para mitra menjabarkan situasi di tiap-tiap negara dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan saling bertukar informasi terkait perkembangan capaian proyek sepanjang 2019. Kabar baiknya, proyek tata kelola kehutanan ini masih di dalam jalur yang sama untuk mencapai target-targetnya. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pengawasan hutan; para mitra termasuk Burung Indonesia telah memfasilitasi sejumlah pelatihan dan lokakarya serta melaksanakan berbagai inisiatif lainnya.

Ada banyak kesempatan bagi para mitra untuk berkolaborasi agar dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman adan pertemuan ini. Selain itu, ada tantangan yang cukup besar untuk memastikan agar upaya tata kelola kehutanan yang telah terbangun ini dapat terus berkembang di masa mendatang sebab proyek selama lima tahun ini memasuki tahun-tahun terakhirnya.

Para mitra terus berupaya memastikan agar dampak positif dari inisiatif ini dapat terus dilanjut, baik dalam hal pemantauan hutan dan juga terkait jejaring tata kelola kehutanan yang telah terbentuk, juga memastikan agar para para pihak nonpemerintah memiliki akses untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya. (ARI)

id_ID