Skip to content Skip to footer

Kategori Keterancaman Serindit Flores Menurun

Badan Konservasi Dunia (IUCN – International Union for Conservation of Nature) baru-baru ini telah mengumumkan informasi terbaru terkait status keterancaman seluruh flora dan fauna di dunia. Dari 11.147 spesies burung yang diketahui dan telah dikaji hingga saat ini, sejumlah 127 spesies burung mengalami perubahan status keterancaman. Banyak spesies di antaranya sekarang mengalami peningkatan keterancaman sehingga semakin berisiko terhadap kepunahan. Namun kabar baiknya, sebagian di antaranya juga mengalami penurunan risiko terhadap kepunahan.

Salah satu kabar baik tersebut datang dari spesies burung paruh bengkok endemis Nusa Tenggara, yaitu serindit flores (Loriculus flosculus). Sejak 2000, burung kecil berwarna hijau ini ditetapkan oleh IUCN sebagai jenis terancam punah dalam kategori Endangered (EN). Namun berdasarkan informasi terkini, lembaga internasional tersebut menurunkan kategori keterancaman serindit flores menjadi Vulnerable (VU)—satu tingkat di bawah kategori EN1. Perubahan ini tentu menjadi kabar baik bagi dunia konservasi burung di Indonesia, sekaligus menjelaskan bahwa populasi spesies ini masih eksis di habitat aslinya dalam jumlah yang lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.

Serindit flores merupakan satu dari enam spesies burung endemis yang menghuni habitat

hutan tropis semi-hijau dan hutan tropis luruh-daun di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur2. Wilayah jelajahnya yang kecil, ditambah habitat utama berupa area hutan yang semakin berkurang baik dari segi luasan dan kualitas, menyebabkan serindit flores tetap digolong

kan dalam spesies yang terancam punah secara global1. Meskipun demikian, spesies ini masih bisa ditemukan dalam kelompok mencapai 10 individu per hektare di lokasi-lokasi persebaran utamanya3. Survei pada awal hingga petengahan 2013 yang dilakukan Burung Indonesia di Pulau Flores mengonfirmasi bahwa bagian barat pulau ini menjadi kantong-kantong populasi utama serindit flores.

Apabila dibandingkan dengan spesies burung endemis Flores lainnya, burung kecil pemakan buah dengan corak merah pada ekor ini masih tergolong beruntung. Sementara itu spesies burung endemis lainnya seperti gagak flores, kehicap flores, dan celepuk flores saat ini masih berstatus terancam punah dalam ketegori Endangered. Meskipun demikian, status keterancaman serindit flores bisa saja kembali memburuk jika tindakan konservasi tidak digencarkan. Mengingat populasi spesies ini masih terancam oleh fragmentasi dan pengurangan luas serta penurunan kualitas hutan.

Dalam pengupayaan perlindungan dan pengelolaan hutan, Burung Indonesia telah bekerja pada salah satu area persebaran utama serindit flores yaitu di area hutan Bentang Alam Mbeliling yang secara internasional juga diakui sebagai daerah penting bagi burung (Important Bird Area; IBA). Sejak 2007, Burung Indonesa dan masyarakat dari 27 desa di sekitar Hutan Mbeliling bersama-sama membuat kesepakatan dalam pengelolaan dan pelestarian alam desa. Kesepakatan tersebut mengatur hal-hal prinsip, tanggung jawab, dan hak masing-masing pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam di desa. Untuk mendukung implementasinya, kelompok masyarakat pelestari hutan dibentuk dan berperan penting dalam pemantauan jasa ekosistem, pencegahan pertanian tebang-dan-bakar, perlindungan sumber air melalui penanaman pohon, dan pemantauan gangguan pada hutan, termasuk perluasan kegiatan pertanian ke dalam kawasan hutan4.

Perlindungan dan pengelolaan hutan secara berkelanjutan akan terus menjadi tantangan untuk konservasi burung di Pulau Flores. Tidak hanya bagi keberlangsungan dan kelestarian populasi serindit flores, melainkan juga bagi populasi spesies burung endemis dan terancam punah lainnya, seperti elang flores. Tidak lebih dari 240 individu elang flores yang diperkiraan saat ini tersebar di seluruh kawasan Pulau Flores dan pulau-pulau di sekitarnya, sehingga IUCN pun menempatkannya dalam kategori Critically Endangered dalam daftar merah. (Achmad Ridha Junaid)

Pustaka:

  1. BirdLife International. Loriculus flosculus . The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T22685428A156225653. (2019). Available at: https://www.iucnredlist.org/species/22685428/156225653#assessment-information. (Accessed: 13th December 2019)
  2. Collar, N. . de J. E. & B. P. Flores Hanging-parrot (Loriculus flosculus). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (2019). Available at: https://www.hbw.com/species/flores-hanging-parrot-loriculus-flosculus. (Accessed: 16th December 2019)
  3. Birdlife International. Threatened Birds of Asia. in Threatened Birds of Asia: The BirdLife International Red Data Book (ed. Collar, N. J.) 268–269 (BirdLife International, 2001). doi:10.1017/S0030605302220141
  4. Widyanto, A., Utomo, A. B., Walsh, T. & Lionata, H. Forestering stakeholder commitment in Western Flores, Indonesia. ETFRN News 56, 94–100 (2014).
id_ID