Skip to content Skip to footer

Menelusuri Kawasan Pertambakan Sekitar Cagar Alam Pulau Dua

Pada Agustus lalu, Burung Indonesia mengadakan kegiatan jelajah alam yang diikuti oleh para anggota perhimpunan. Kegiatan ini sekaligus mengisi agenda “Ujung Kulon: Nature Trip” yang sempat tertunda karena gempa di barat daya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Jelajah alam kali ini bertempat di wilayah pertambakan sekitar Cagar Alam Pulau Dua yang terletak tak jauh dari situs Kerajaan Banten. Pertambakan ini berada di wilayah Desa Sawah Luhur, Kota Serang, Propinsi Banten.

Cagar alam seluas 30 hektare ini mulanya merupaka pulau tersendiri, namun sedimentasi membuat pulau ini menyatu dengan daratan Jawa. Ekosistem di kawasan ini terdiri atas hutan mangrove, mudflat, serta hutan pantai, yang menjadi rumah bagi beberapa spesies burung air (waterbirds) dan fauna lainnya.

Kegiatan jelajah alam dimulai pada saat subuh, menyesuaikan waktu sebelum para burung meninggalkan tengger malamnya untuk mencari makan. Sebagai permulaan, peserta diajak menjelajah tambak bandeng yang dikelola oleh KPAPPD (Kelompok Pencinta Alam Pesisir Pulau Dua). Kasrudin, yang biasa dipanggil Kang Udin adalah ketua kelompok ini, beliau memandu perjalanan kami. Tambak yang dikelola oleh KPAPPD tambak berbeda dari tambak lainnya, dikelilingi oleh mangrove yang cukup tinggi dan menjadi tempat tengger pada malam hari bagi kawanan kuntul (Egretta spp.) serta beberapa jenis burung air lainnya. Tepat di pinggir rimbunan mangrove, peserta melakukan pengamatan burung yang didominasi oleh kawanan burung air.

Selama kegiatan, teramati sejumlah spesies terlihat terbang dari area tenggernya seperti: ibis roko-roko (Plegadis falcinellus), Cangak merah (Ardea Purpurea), , Cangak abu (Ardea cinerea), Pecuk ular (Anhinga melanogaster) dan beberapa jenis kuntul (Egretta alba, E. garzetta, Bubulcus ibis). Sementara Bangau bluwok (Mycteria cinerea) dan Cikalang Chrismas (Fregata andrewsi) teramati terbang lebih tinggi, melintasi daerah ini.

Setelah puas mengamati burung air, Kang Udin mengajak kami untuk mengangkat bubu. Bubu atau perangkap yang terbuat dari bambu dipasang untuk menangkap ikan dan udang, saat air surut ikan dan udang akan terperangkap pada bubu yang dipasang pada pintu air tambak. Teramati juga biota laut yang terbawa air pasang seperti belangkas atau mimi, udang mantis, bahkan ular tambak.

Ujung Kulon: Nature Trip sendiri adalah bagian dari Program Keanggotaan Burung Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan setiap anggota dengan keragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar. Agenda penjelajahan alam selanjutnya akan dilaksanakan di Taman Nasional Ujung Kulon pada 13-15 September 2019. (ARI)

id_ID