Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia atau biasa disebut Burung Indonesia didirikan pada 15 Juli 2002. Sejak 17 tahun lalu, organisasi berbasis keanggotaan ini telah bergerak dalam upaya pelestarian burung beserta habitatnya. Burung Indonesia juga bagian dari kemitraaan global Birdlife International dan berperan aktif dalam mempengaruhi agenda konservasi global.
Kemitraan adalah bagian dari komitmen Burung Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai program yang dilaksanakan di sejumlah lokasi kerja, mulai dari Sumba, Gorontalo, Flores, Sumatera, hingga mencakup hampir seluruh kawasan Wallacea dan Jawa bagian barat. Beragam kerja konservasi yang diimplementasikan melalui berbagai pendekatan ini bermuara pada satu tujuan, yakni untuk melestarikan burung dan habitatnya.
Dalam rentang waktu 17 tahun, Burung Indonesia telah menghasilkan capaian-capaian besar. Salah satunya adalah menjadi inisiator Restorasi Ekosistem (RE) di Indonesia yang bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pada keadaan semula demi menjamin kelangsungan hidup burung dan satwa-satwa lain yang ada di dalamnya.
Selain itu, melalui Program Kemitraan Wallacea yang didukung oleh CEPF menggandeng banyak mitra dan sudah berjalan selama 5 tahun. Kemitraan Burung Indonesia dengan banyak organisasi ini tak lain untuk memelihara keragaman hayati, juga mempertimbangkan bahwa Wallacea merupakan salah satu kawasan penting bagi keragaman hayati di dunia.
Program-program bersifat kemitraan ini menyasar masyarakat yang merupakan bagian dari upaya konservasi di tingkat tapak. Salah satu program Burung Indonesia lainnya yaitu Program Gorontalo yang telah berjalan selama 10 tahun. Program ini berupaya menjaga konektivitas Bentang Alam Popayato-Paguat yang merupakan salah satu daerah penting bagi keragaman hayati di Indonesia.
Burung Indonesia selalu melibatkan masyarakat untuk melaksanakan program-program konservasinya, termasuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang berdampak positif untuk kelangsungan ekosistem. Praktik pertanian berkelanjutan tersebut telah menghasilkan produksi kakao dengan kualitas tinggi yang kemudian menarik minat produsen cokelat asal Singapura, Fossa Cocholate. Kolaborasi antara Burung Indonesia, Birdlife International, dan Fossa Chocolate menjadi bentuk dukungan bagi upaya tersebut, yang secara berkesinambungan mendukung upaya pengelola bentang alam yang berkelanjutan.
Telah banyak kerja konservasi yang dilakukan selama 17 tahun ini. Namun, tantangan untuk pelestarian alam terus bertambah. Dengan dukungan berbagai pihak, mulai dari masyarakat di tingkat tapak, pemerintah daerah, hingga jaringan kemitraan konservasi di tingkat global, Burung Indonesia akan terus berupaya untuk mewujudkan alam Nusantara yang semakin lestari.
Bersama Anda, Melestarikan Alam Nusantara!
(ARI/MEI)