BOGOR, BURUNG INDONESIA– Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan Darori menandatangani Sampul Hari Pertama (SHP) prangko seri Burung Terancam Punah Indonesia, pada acara Merayakan Keragaman Burung di Indonesia yang diselenggarakan di Kebun Raya Bogor, Minggu, 15 Juli 2012.
Dalam kesempatan tersebut, Darori didampingi Ani Mardiastuti (Ketua Dewan Burung Indonesia, Bambang Irian (Vice President Konsinyasi dan Ritel PT. Pos Indonesia), dan Yohanis Widyawan (Kasubdit Prangko dan Filateli Kementerian Komunikasi dan Informatika).
Dalam sambutannya, Darori menyambut baik terbitnya prangko tersebut. Menurutnya, prangko mempunyai nilai penting dan strategis sebagai sarana penyebar informasi dan peningkatan kesadaran kepada masyarakat luas dalam melestarikan dan menghargai kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia. “Prangko merupakan media yang memiliki nilai edukatif dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan manca negara” jelas Darori.
Pemerintah Indonesia berkomitmen memenuhi target konvensi pelestarian keragaman hayati dengan mengurangi kehilangan habitat alami penting, meningkatkan manfaat alam seperti layanan ekosistem, dan restorasi. “Burung merupakan indikator yang baik dalam memenuhi target tersebut. “Melalui pendekatan Daerah Penting bagi Burung (DPB) maka kawasan yang memerlukan aksi prioritas konservasi dapat diidentifikasi” ucap Darori.
Untuk itu, lanjut Darori, Kementerian Kehutanan mengajak para pihak untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan burung liar. Perlindungan di sini tidak hanya sebatas melindungi jenisnya namun mencakup juga perlindungan kawasan sebagai habitat alaminya.
Ketua Dewan Burung Indonesia Ani Mardiastuti menyatakan bahwa prangko merupakan salah satu bentuk penyadaran kepada masyarakat luas terhadap keberadaan burung-burung liar. “Burung Indonesia sebelumnya pernah meluncurkan perangko seri Pusaka Hutan Sumatera” jelas Ani.
Empat jenis burung terancam punah Indonesia yang menghiasi prangko tersebut merupakan jenis-jenis burung endemik terancam punah yang terdapat di kawasan Wallacea. Burung tersebut adalah elang flores (Nisaetus floris), mandar gendang (Habroptila wallacii), celepuk siau (Otus siaoensis), dan burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei).
Burung Indonesia (BirdLife Indonesia Association) merupakan organisasi konservasi yang menjadi bagian dari kemitraan global BirdLife International yang terdiri dari organisasi mandiri berbasis keanggotaan di 116 negara di seluruh dunia. (Rahmadi Rahmad)