Skip to content Skip to footer

Merayakan Pelestarian Laut dan Pesisir Banggai Kepulauan

Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut (selanjutnya disebut: “Banggai Dalaka”) adalah tiga kabupaten di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah. Tiga kabupaten ini memiliki wilayah laut yang telah disahkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan (MPA/KKP) Banggai Dalaka oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia melalui Keputusan Menteri KKP No.53 tahun 2019.

Secara administrasi, MPA Banggai Dalaka dikelola oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sebagai kawasan lindung dengan kategori KKP3K (Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil) yang mencakup wilayah laut dan pesisir seluas 856.649 hektare dan merupakan habitat bagi banyak spesies ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi wilayah tersebut.

Perairan laut Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu Daerah Penting bagi Keragaman Hayati (Key Biodiversity Area/KBA) yang menjadi habitat bagi keragaman hayati perairan yang terancam punah secara global (Global Threatened Species). Selain menjadi lokasi burung dan satwa laut penting bermigrasi, KBA Peleng-Banggai merupakan habitat alami capungan banggai (Pterapogon kauderni), ikan endemis perairan Banggai Kepulauan.

Wallacea Programme Manager Burung Indonesia Wahyu Teguh Prawira mengatakan, keragaman hayati dan keberadaan spesies endemis unik di perairan Banggai Kepulauan merupakan salah satu indikator kesehatan ekosistem laut yang masih terjaga. Maka dari itu, partisipasi dan dukungan dari masyarakat serta pemerintah setempat menjadi hal yang sangat penting untuk terus menjaga kelestarian alam Banggai Kepulauan sebagai salah satu pusat keragaman hayati laut di ekoregion Wallacea.

Guna membangun kesadaran masyarakat akan pelestarian laut dan pesisir, Burung Indonesia berkolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat berupaya menggalakkan aksi konservasi laut dan pesisir melalui Kinatauan Festival. Kegiatan ini dilaksanakan pada 20-21 Januari 2024 di Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, dengan cakupan acara seperti diskusi konservasi, talkshow mengenai pengelolaan perikanan skala kecil berkelanjutan, kompetisi dan pameran fotografi, hingga pagelaran kesenian rakyat.

Kemeriahan festival dilengkapi dengan pertunjukan seni khas Banggai Kepulauan (Foto: Burung Indonesia/Kukuh Akhfad)

“Diperlukan upaya kolaborasi multipihak untuk meningkatkan kesadartahuan akan pentingnya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan aksi konservasi dalam melestarikan keragaman hayati laut di Banggai Kepulauan. Melalui tema ‘Kepada Laut yang Kita Hormati’, kami optimistis pesan-pesan kunci dan upaya konservasi dalam bentuk apapun dapat dipahami dan diterapkan oleh masyarakat untuk menurunkan ancaman terhadap sumber daya kelautan dan perikanan,” katanya.

Teguh menambahkan, komitmen dari pemangku kebijakan juga sangat diperlukan dalam menerapkan skemaskema pengelolaan perikanan skala kecil berkelanjutan dan pengelolaan KKP3K Banggai Dalaka. Menurutnya, tata kelola perikanan skala kecil berkelanjutan dan pengelolaan MPA Banggai Dalaka harus dipromosikan guna mendukung upaya konservasi keragaman hayati laut di Banggai Kepulauan. Melalui kegiatan Kinatuan Festival, diharapkan dapat menjaring keterlibatan para pihak untuk melakukan perlindungan keragaman hayati dan pengelolaan berkelanjutan potensi perikanan di Kabupaten Banggai Kepulauan.

“Sebelumnya, bersama dengan pemangku kebijakan dan masyarakat, kami telah melaksanakan penanaman mangrove di Desa Mamulusan dan Tangkop, Kecamatan Liang sebagai upaya pelestarian salah satu ekosistem penting pesisir,” pungkasnya.

Kinatauan Festival diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk para pemangku kepentingan setempat (Foto: Burung Indonesia/ Kukuh Akhfad)
id_ID