Perairan Wallacea kembali menjadi sorotan dunia dengan ditemukannya ikan Flasher Wrasse jenis baru di perairan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Ikan karang berwarna jingga terang dan sirip membulat tersebut mendapat nama ilmiah Paracheilinus rennyae—diambil dari nama ahli ikan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Renny Kurnia Hadiaty.
Penemuan P. rennyae diterbitkan dalam Jurnal Ichtyologi Internasional, Aqua. Temuan itu juga diumumkan pada Rabu, 13 November 2013 oleh para peneliti dari Conservation International Indonesia dan Pusat Penelitian Keragaman Hayati. Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan inisiatif kolaborasi dari Universitas Udayana di Bali, Universitas Negeri Papua di Manokwari, Universitas Diponegoro di Semarang, dan Universitas California di Los Angeles.
p. rennyaehidup di terumbu-terumbu karang wilayah barat daya Pulau Flores dan Taman Nasional Komodo. Ikan ini memiliki keunikan dibanding 16 jenis Flasher Wrasse lain yang telah diketahui, terutama dalam hal pola warnanya serta bentuk sirip punggung, sirip anal dan ekor yang bulat.
Selain itu, jenis baru ini terbukti memiliki perbedaan genetik dengan Flasher Wrasse lain yang hidup di segitiga karang (coral triangle—mencakup perairan Wallacea, Filipina, hingga sebelah timur Papua).
Flasher Wrasse merupakan salah satu kelompok jenis ikan favorit para penyelam dan fotografer bawah air karena memiliki pola warna biru dan merah menyala seperti lampu dekorasi. Pola warna unik itu hanya muncul saat ikan karang tersebut melakukan ritual kawin harian, sekitar satu jam sebelum matahari terbenam.
Pada saat itu, Flasher Wrasse jantan yang pada kondisi normal berwarna kecokelatan, berenang naik dan memancarkan kilatan pola warna kawin yang menakjubkan sambil menegakkan sirip-siripnya. Ikan jantan tersebut berenang cepat dalam sekejap untuk menarik perhatian para betina di dekatnya dan membuat sang betina memijah.
Temuan jenis baru tersebut selain memberikan sumbangan berarti pada dunia sains, diharapkan juga dapat meningkatkan arus wisatawan ke Taman Nasional Komodo terutama dari kalangan penyelam dan fotografer bawah air. (Tri Susanti)
Sumber: spdi.eu