Di antara tiga jenis julang endemis Indonesia, julang sumba terbilang paling unik.
Dari segi corak warna, penampilan julang sumba barangkali masih kalah dibanding julang sulawesi. Keunikan burung berbulu dominan hitam dengan kantung leher biru ini justru terletak pada keberadaannya di pulau yang sohor dengan kebudayaan megalitikum tersebut.
Sebab, dari 13 jenis julang di Indonesia tidak ada satupun yang terdapat di kepulauan Nusa Tenggara kecuali julang sumba. Padahal, Pulau Sumba justru terletak di ujung selatan Nusa Tenggara dan jauh dari daratan lain yang menjadi habitat julang.
Berdasarkan salah satu teori yang berkembang, Pulau Sumba diduga berasal dari pecahan benua Asia. Sementara pulau-pulau lain di Nusa Tenggara merupakan pulau vulkanis yang terbentuk akibat aktivitas gunung api. “Karena itu, beberapa jenis burung khas daratan Asia dapat dijumpai di Sumba meskipun jenis-jenis tersebut tidak terdapat di pulau lain di Nusa Tenggara,” ujar Jihad, Bird Conservation Officer Burung Indonesia. Julang adalah salah satu di antaranya.
Sejak terpisah dari benua Asia, jenis-jenis tersebut berevolusi menyesuaikan kondisi alam Sumba sehingga menjadi jenis unik yang endemis.
Sayangnya, julang sumba saat ini masuk dalam kategori Rentan karena populasi dan area sebarannya kecil. Populasinya di seluruh Sumba diperkirakan kurang dari 10.000 ekor. Meskipun perlindungan terhadap hutan dataran rendah di kawasan konservasi, tetapi masih terjadi fragmentasi habitat di luar kawasan tersebut. Akibatnya, diperkirakan terjadi penurunan populasi Julang sumba sekitar 30—49% akibat fragmentasi habitat tersebut.
Penyelamatan hutan yang tersisa di Sumba dapat membantu menyelamatkan jenis ini dari kepunahan. Sebab, julang sumba sejatinya dapat dijumpai di semua tipe habitat berhutan di Sumba. Namun, burung bernama latin Rhyticeros everetti ini paling sering mengunjungi hutan semi awet-hijau dataran rendah dengan pohon-pohon besar dan tajuk rapat, terutama di dalam kawasan Taman Nasional Manupeu Tanadaru (TNMT). TNMT merupakan salah satu kawasan yang memiliki populasi Julang sumba terbesar di Pulau Sumba.*