Populasinya di alam mendekati kepunahan. Diperkirakan hanya ada 100 individu dewasa yang tersisa. Telurnya diburu, sedangkan lahan basah di pesisir semakin berkurang. Rumahnya yang dulu nyaman dan aman kini berbuah ancaman.
Burung dara-laut cina bertengger di atas bebatuan (Foto: Burung Indonesia/Simba Chan)
Dara-laut cina (Thalasseus bernsteini) adalah kumpulan para pengembara. Mereka kerap dijumpai di pulau-pulau kecil dan gosong lumpur di pesisir timur Tiongkok saat sedang berbiak. Di luar musim berbiak, dara-laut cina terpantau mengembara hingga ke Indonesia.
Ia selalu mengunjungi kawasan pantai untuk beristirahat atau sekadar mencari makan. Di Indonesia, dara-laut cina teramati berada di dalam kumpulan dara-laut jambul (Thalasseus bergii) yang tengah mencari makan di bebatuan pantai.
Keberadaan jenis ini di Indonesia pertama kali diketahui melalui sebuah spesimen tunggal yang berasal dari Kao, Halmahera, pada 22 November 1861. Namun, setelah itu tak lagi laporan mengenai keberadaan dara-laut cina di perairan Indonesia. Di Tiongkok, jenis ini hanya terpantau berada di dua tempat yakni di pantai timur Tiongkok: Zhejiang dan Provinsi Fujian.
Keberadaan salah satu spesies burung terlangka di dunia ini juga sempat terlihat di Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Filipina. Di Indonesia, pertemuan kembali dengan jenis ini terjadi pada 4 Desember 2010. Satu individu dara-laut cina teramati tengah bersama kelompok dara-laut jambul di perairan Pulau Seram bagian utara.
Dara-laut cina kerap ditemukan berada di antara kumpulan kerabatnya, dara-laut jambul. (Foto: Burung Indonesia/Simba Chan)
Pada November 2014, jenis ini kembali terlihat di lokasi yang sama. Catatan serupa dilaporkan pada 2015. Sedangkan pada pertengahan Januari 2016, satu individu dara-laut cina dewasa serta kemungkinan satu dara-laut cina remaja terpantau bergabung bersama sekitar 250 individu dara-laut jambul. Oleh sebab itu, tempat tersebut diyakini sebagai tempat menetap dara-laut cina selama musim dingin berlangsung di Tiongkok.
Ancaman utama jenis ini adalah alih fungsi lahan basah pesisir melalui pembangunan skala besar. Telur dara-laut cina juga kerap diambil penduduk lokal sebagai sumber protein. Selain itu, tumpahan minyak di laut, gangguan penangkapan ikan yang berlebih serta wisata, mengancam kelangsungan populasinya.
Perbedaan Fisik Dara-laut Cina dan Dara-laut Jambul
Sekilas, dara-laut cina sullit dibedakan dengan kerabatnya, dara-laut jambul. Keduanya merupakan burung laut pengembara dari Tiongkok. Ukuran tubuhnya pun kurang lebih sama dan jambulnya sama-sama hitam. Selain itu, dara-laut cina kemungkinan terlewat saat pengamatan.
Meskipun demikian, ada perbedaan mencolok antara keduanya yang bisa menjadi kunci untuk mengenali dara-laut cina di tengah kumpulan dara-laut jambul. Dara-laut Cina berukuran besar, sekitar 40-30 cm dengan tubuh ramping berwarna putih, sayap abu-abu pucat, dan jambul hitam. Sayapnya panjang dan meruncing sementara paruhnya jingga dengan ujung hitam, dan ekor panjangnya menggarpu.