Perayaaan ulang tahun Burung Indonesia atau biasa disebut Merayakan Keragaman Burung di Indonesia (MKBI) pada tahun ini mengusung tema “Menjaga Alam untuk Menjamin Masa Depan”. Tema ini sengaja dipilih karena melihat pentingnya kelestarian alam yang tidak hanya untuk saat ini, namun juga masa mendatang. Berangkat dari ide ini, Burung Indonesia ingin mempromosikan gaya hidup yang ramah bagi burung dan habitatnya.
Saat ini tercatat sebanyak 1.777 jenis burung ada di Indonesia dan melalui momentum 17 tahun ini, Burung Indonesia ingin mengajak masyarakat untuk merayakan keberagaman burung di nusantara sekaligus memberikan alternatif menikmati keindahan keragaman hayati dengan cara yang bijak.
Momentum MKBI kali ini diwarnai dengan sejumlah kegiatan di berbagai lokasi kerja Burung Indonesia. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengajak seluruh masyarakat dari berbagai kalangan berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan.
Gorontalo
Perayaan MKBI di Gorontalo diisi dengan agenda diskusi bertajuk “Refleksi Satu Dasawarsa Burung Indonesia di Gorontalo” yang dihadiri oleh jajaran pimpinan daerah, masyarakat dan media massa. Rentang waktu sepuluh tahun bagi Burung Indonesia merupakan kesempatan yang panjang dalam upaya konservasi mulai dari tingkat tapak, hingga mempengaruhi penentuan kebijakan
Provinsi ini menjadi area kerja bagi Burung Indonesia selain karena berada di kawasan Wallacea, juga memiliki daerah penting bagi burung dan keragaman hayati: Bentang Alam Popayato-Paguat. Sejumlah satwa endemis seperti julang sulawesi, kangkareng sulawesi, babirusa, dan anoa berdiam di dalamnya.
Selama satu dasawarsa ini, Burung Indonesia telah bekerja di Bentang Alam Popayato-Paguat bersama dengan masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk melestarikan burung dan juga ekosistem yang ada di sana. Beragam tantangan harus dihadapi seperti pembalakan liar, pembukaan lahan, dan konflik masyarakat dengan satwa. Melalui kemitraan dengan berbagai pihak, Burung Indonesia optimis aksi nyata yang dilakukan secara bersama akan dapat menjawab tantangan tersebut.
Halmahera
Agenda MKBI di Halmahera diwarnai dengan pelatihan fotografi satwa liar dan birdwatching. Kegiatan ini menghadirkan fotografer satwa liat Riza Marlon dan Benny Aladin, Biodiversity Officer Burung Indonesia. Pada kegiatan yang digelar selama tiga hari di Ternate dan Tobelo ini Burung Indonesia menggandeng Ake Jawi Birdwatching Community, dan Universitas Khairun, serta para jurnalis setempat.
Mengingat pentingnya kawasan Halmahera bagi keberagaman hayati, di mana terdapat satwa-satwa endemis yang mendiami kawasan ini, Burung Indonesia memiliki inisiatif untuk memperkenalkan teknik fotografi satwa liar kepada masyarakat setempat sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan sharing knowledge. Tak hanya itu, agenda tersebut juga menjadi sarana penyadartahuan masyarakat sekitar tentang pentingnya keragaman hayati yang ada di sana. Melalui kegiatan tersebut masyarakat di Halmahera memiliki pengetahuan dan dokumentasi yang cukup mengenai wilayah tempat tinggalnya.
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam konservasi, Burung Indonesia memegang teguh komitmennya untuk bekerja bersama dengan masyarakat untuk melestarikan alam nusantara. Oleh karena itu, momentum 17 tahun ini menjadi batu loncatan baru bagi Burung Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam pelestarian alam. (ARI)