Skip to content Skip to footer

648 Warga Kembangkan Microfinance di Mbeliling

Memiliki kehidupan ekonomi rumah tangga yang berkecukupan merupakan harapan dan impian setiap keluarga, tidak terkecuali masyarakat di Bentang Alam Mbeliling (BAM) di Kabupaten Manggarai Barat. Dalam mewujudkan ekonomi rumah tangga yang baik serta untuk memudahkan perolehan pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anak, masyarakat Mbeliling mencoba mengembangkan kegiatan kelompok keuangan mikro. Bentuknya antara lain berupa arisan, usaha bersama simpan pinjam (UBSP), hingga koperasi.

Berdasarkan data Burung Indonesia Program Mbeliling 2014, terdapat 648 warga Mbeliling yang telah mengembangkan kegiatan microfinance. Jumlah tersebut mencakup 319 orang laki-laki dan 329 orang perempuan. Mereka tergabung dalam 25 kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) dan satu kelompok koperasi. Kelompok-kelompok tersebut menyebar di 23 desa dari total 27 desa dampingan Burung Indonesia.

Sebagian besar kelompok UBSP tersebut pernah didampingi dan difasilitasi Burung Indonesia pada 2007–2010. Namun, sebagian lagi berawal dari kelompok arisan biasa maupun kelompok tani. Pada awal 2013, Burung Indonesia membuka kesempatan kepada seluruh kelompok keuangan mikro dan koperasi di BAM untuk mengakses dana hibah Burung Indonesia. Dana tersebut diharapkan dapat menambah modal kelompok serta mendukung usaha yang dikembangkan oleh pengurus dan anggota kelompok.

Dari hasil verifikasi Burung Indonesia bersama pengurus Forum Peduli Kawasan Mbeliling (FPKM), ada 23 kelompok yang dinyatakan layak mendapatkan dana dukungan usaha serta pendampingan rutin dari Burung Indonesia Program Mbeliling.

Sebelumnya, keanggotaan kelompok-kelompok tersebut bersifat tertutup dengan modal awal keseluruhan sekitar Rp243-juta. Dengan dimulainya pendampingan Burung Indonesia, keanggotaan kelompok lebih bersifat terbuka untuk mempermudah penambahan anggota. Sebab, penambahan anggota baru akan berdampak langsung pada penambahan modal kelompok.

Pada perhitungan modal yang dilakukan Burung Indonesia bersama para pengurus dan anggota kelompok pada akhir 2013, diketahui bahwa perkembangan modal dari seluruh kelompok tersebut mencapai Rp542-juta. Jumlah ini diperoleh dari modal awal kelompok ditambah dengan simpanan bulanan anggota selama 2013 yang kurang lebih mencapai angka Rp37,5-juta serta bantuan Burung Indonesia senilai Rp260-juta.

Jumlah tersebut memang masih tergolong kecil dibanding modal yang dimiliki koperasi-koperasi besar di Flores. Namun, dari segi masa bekerja serta jumlah orang yang bergabung, jumlah ini tergolong besar. Perkembangan modal ini membuat para pengurus kelompok berlomba-lomba menjaring anggota baru serta melakukan pembenahan terhadap kelompok.

Sementara itu pada Januari 2015, total modal yang dimiliki ke-25 kelompok UBSP serta satu kelompok koperasi tersebut mencapai Rp657-juta. Jumlah tersebut masih terus berkembang mengingat kelompok-kelompok tersebut masih aktif mengembangkan kegiatan simpan-pinjam sambil terus menjaring anggota baru. Ke depan, kelompok keuangan ini diharapkan mampu memenuhi permintaan keuangan dari seluruh masyarakat Manggarai Barat atau bahkan Nusa Tenggara Timur, sebagaimana yang dilakukan koperasi-koperasi besar di Flores saat ini. (Marianus Samsung)

en_US