Burung Indonesia turut mengikuti gerakan Sensus Burung Air Asia (Asian Waterbird Census) 2019 yang dilakukan serentak di wilayah Asia dan Australia pada Januari setiap tahunnya. Kegiatan berlangsung di Suaka Margasatwa Pulau Rambut pada Sabtu, 19 Januari 2019, melibatkan anggota Burung Indonesia dan masyarakat umum. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda Program Keanggotaan Burung Indonesia sebagai upaya untuk memperkenalkan dan mengapresiasi keragaman burung di Indonesia, sekaligus seruan kepada berbagai pihak agar menjaga habitatnya.
Asian Waterbird Census merupakan kegiatan citizen science yang bersifat sukarela dengan mengunjungi lokasi-lokasi lahan basah dan melakukan penghitungan burung air baik penetap maupun migran. Dalam kegiatan ini, para anggota Burung Indonesia tidak hanya melakukan penghitungan, tetapi juga mengumpulkan informasi mengenai kondisi terkini dan ancaman yang dihadapi oleh lahan basah yang merupakan habitat burung air.
Meski terkesan kegiatan yang serius, namun sebenarnya para anggota dapat sambil menikmati perjalanan dan suasana Pulau Rambut yang masih sangat terjaga. Pulau Rambut merupakan salah satu dari 228 Daerah Penting bagi Burung dan Keragaman Hayati di Indonesia, juga kawasan penting bagi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia (Ramsar Site). Saat perjalanan ke Pulau Rambut, para anggota juga dapat mengamati salah satu jenis burung yang statusnya Kritis—status keterancaman paling tinggi berdasarkan Badan Konservasi Dunia—yaitu burung cikalang christmas.
Saat memasuki Suaka Margasatwa Pulau Rambut, para anggota dapat menjumpai bangau bluwok yang juga termasuk burung terancam punah. Saat sensus yang dilakukan pada 2018, Burung Indonesia berhasil mengamati sekitar 70 individu bangau bluwok dan sebagian teramati sedang berbiak. Menariknya, Pulau Rambut diketahui sebagai satu-satunya tempat bangau bluwok berbiak di wilayah perairan Pulau Jawa—yang lain diketahui berbiak di wilayah Sumatra. Oleh sebab itu, pengamatan ini sangat penting untuk memberikan pesan kepada berbagai elemen masyarakat dan pemerintah untuk melindungi Pulau Rambut dan keragaman hayati di dalamnya.
“Untuk para pemula yang baru mengamati burung, tempat ini sangat baik bagi yang baru mau belajar, mengamati burung, dan mengenali jenisnya. Salah satu pentingnya kelestarian Suaka Margasatwa Pulau Rambut adalah karena menjadi lokasi bagi burung-burung air untuk berbiak. Kalau Pulau Rambut rusak, maka populasinya akan terancam, kemudian berdampak pada keseimbangan ekosistemnya, termasuk Pulau Jawa sebagai habitat mencari makannya.” ujar Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia, Ferry Hasudungan.
Kegiatan Sensus Burung Air Asia yang dilaksanakan oleh anggota Burung Indonesia ini merupakan bagian dari International Waterbird Census yang meliputi wilayah Amerika, Afrika, dan Eropa. Di Indonesia sendiri, sensus ini dikoordinasikan oleh Wetlands International Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya, dan mitra-mitra di tingkat lokal.