Sebagian besar masyarakat Indonesia tentu tak asing dengan ungas bernama mentok. Namun, hanya segelintir orang yang pernah melihat mentok rimba. Burung bernama latin Asarcornis scutulata ini merupakan jenis itik hutan berukuran besar (sekitar 66-81 cm) yang kerap dijumpai di hutan rawa.
Mentok rimba (Foto: Burung Indonesia/Jacob Wijpkema)
Semula jenis ini dimasukkan dalam marga Cairina karena kemiripan sosoknya dengan Muscovy Duck alias mentok. “Namun, berdasarkan hasil analisis gen serta pola sebaran mentok rimba secara biogeografis, jenis ini ternyata bukan kerabat dekat mentok yang kita kenal sehari-hari,” ujar Jihad, Bird Conservation Oficer Burung Indonesia. Karena itu, pada 2014 ini mentok rimba resmi ditempatkan dalam marga baru yaitu Asarcornis dan merupakan satu-satunya jenis dari marga ini.
Mentok rimba berbulu gelap dengan penutup sayap tengah abu-abu kebiruan dan kepala serta leher bagian atas putih. Di Sumatera, mentok rimba jantan memiliki kepala dan leher lebih putih dibanding jenis serupa di daratan Asia. Pada mentok rimba di Asia, jantan memiliki bercak-bercak hitam pada kepala dan lehernya, sementara pada betina bercak hitam lebih rapat.
Burung ini termasuk hewan crepuscular, yaitu cenderung lebih aktif saat fajar dan senja. Mentok rimba kerap mencari makan di perairan dangkal atau rawa-rawa. Makanan kegemarannya termasuk biji-bijian, tumbuhan air, ikan, dan hewan air yang berukuran kecil.
Di Indonesia burung ini semula dapat dijumpai di Sumatera dan Jawa. Namun, mentok rimba diduga telah punah di Jawa. Sementara itu, di Sumatera dan daratan Asia wilayah sebarannya kini terfragmentasi karena makin berkurangnya lahan basah yang dekat hutan dataran rendah. Habitat yang terfragmentasi ini membuat burung yang biasa bersarang di lubang pohon ini rentan terhadap kepunahan.
Belum lagi maraknya perburuan telur dan anakan jenis ini untuk makanan maupun peliharaan. Populasi mentok rimba di alam pun terus menurun dan diperkirakan tinggal 1.000 ekor di seluruh dunia. Karena itu, badan konservasi dunia IUCN menempatkan mentok rimba dalam status Genting.
Di Sumatera sendiri hanya tersisa sekitar 150 individu mentok rimba. Salah satu habitatnya yang masih tersisa di Sumatera yaitu di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.