Mengidentifikasi raptor atau burung pemangsa bukan perihal mudah. Terlebih bila mereka terbang berkelompok seperti burung-burung raptor yang tengah bermigrasi. Mengidentifikasi raptor ibarat menyatukan kepingan puzzle. Pengetahuan mengenai teknik terbang, ciri fisik, dan lokasi terbang musti bersatu menjadi “gambar” yang utuh untuk mengetahui jenis yang tengah diamati.
Untuk mengidentifikasi para pemangsa ini, konsentrasikan amatan pada proporsi tubuh, bentangan, dan bentuk sayap. Fokuskan pada bentuk fisiknya, apakah ujung sayapnya tajam, bulat, atau membentuk jari. Lihat pula panjang ekor dan bentuknya, apakah persegi, bundar, atau menggarpu.
Amati juga pola sayap bagian bawah, terutama pada bulu sayap primer jika tengah mengamati raptor saat mengangkasa. Perhatikan ada atau tidaknya pola pada bagian lengan sayap, juga corak garis sepanjang bulu sayap. Bentuk ekor menjadi petunjuk penting karena dapat memudahkan proses identifikasi.
Meski membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali jenis raptor secara spesifik, cara termudah untuk mengenali kelompok burung yang tengah diamati adalah dengan melihat ukuran, teknik terbang, dan siluetnya.
Eagle (elang)
Burung pemangsa ini memiliki ukuran tubuh besar dengan bentang sayap yang lebar dan ekor berbentuk kipas. Elang biasanya terbang dengan sayap membentang setelah beberapa kepakan.
Buteo
Memiliki sayap yang lebar dan bundar. Tubuhnya agak gemuk sedangkan ekornya membentuk serupa kipas. Dapat terbang dalam waktu lama tanpa banyak mengepakkan sayap. Biasa ditemui saat berselancar mengarungi arus udara panas.
Accipiter (elang-alap)
Jenis penghuni hutan dengan sayap pendek dan bundar serta ekor yang panjang. Kelompok raptor ini terbang dengan cara mengepakkan sayapnya secara cepat, kemudian meluncur.
Falcon (alap-alap)
Sayapnya ramping dengan ujung menyudut, kepala relatif besar, serta memiliki ekor yang panjang. Raptor berukuran kecil ini terbang dengan mengepakkan sayapnya secara cepat dan dikenal memiliki kemampuan manuver terbang menukik begitu cepat saat menangkap mangsa.
Catatan lapangan
Membuat catatan mengenai deskripsi raptor akan sangat berguna sebelum melakukan identifikasi. Sejatinya, lebih mudah mengidentifikasi raptor saat mereka terbang. Tetapi, masalah yang kerap ditemui adalah waktu terbang raptor yang terbilang singkat—umumnya hanya satu hingga dua menit. Bahkan untuk raptor yang tengah bermigrasi, pada titik-titik lintasannya kita hanya dapat melihat mereka dalam hitungan detik.
Mencatat sebanyak dan sesegera mungkin hasil amatan akan sangat penting. Sebab raptor memiliki variasi pada tingkat individual maupun umur. Bahkan seringkali lebih sulit mengidentifikasi anakan atau raptor berusia remaja daripada yang dewasa. Raptor sering pula terlihat hanya selintas saat terbang dan tidak cukup dekat untuk mengenalinya. Jika memiliki kamera dengan lensa panjang, coba mengambil foto-foto dalam beberapa seri dan sudut pengambilan yang bervariasi. Selamat mengamati raptor!
***
Indonesia merupakan salah satu wilayah transit dan tujuan bagi berbagai burung migran dari berbagai penjuru dunia. Salah satu kelompok burung migran yang menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama adalah kelompok elang. Burung pemangsa ini terbang melalui jalur yang dikenal dengan sebutan Koridor Daratan Asia-Timur (East Asia Continental Flyway) yang terbentang dari jalur Siberia ke Asia Tenggara.
Diperkirakan, sekitar satu juta individu burung pemangsa akan melintasi Koridor Daratan Timur yang panjangnya diperkirakan sekitar tujuh ribu kilometer. Salah satu lokasi yang menjadi spot pengamatan migrasi burung raptor adalah Bukit Paralayang di Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Kami mengajak kawan-kawan untuk ikut mengamati migrasi burung raptor bersama pada Sabtu, 28 Oktober 2017, pukul 07.000 WIB di Bukit Paralayang, Puncak, Bogor. Ajak serta keluarga atau kerabat yang tertarik untuk menyambut para pengembara dari utara ini. Informasi lengkap: (WA/LINE) 0811-11454-88.