Skip to content Skip to footer

Rilis – Dara-laut cina, si Pengembara yang Kritis

BOGOR, BURUNG INDONESIA-Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat penting dalam hal keanekaragaman hayati laut dan pantai. Sebagai negara yang memiliki garis pantai nomor dua terpanjang di dunia setelah Kanada, Indonesia juga menjadi salah satu negara potensial untuk persinggahan burung migrasi.

Dara-laut cina (Sterna bernsteini) merupakan salah satu jenis burung laut yang melakukan migrasi. Burung berukuran 40 cm yang berkembang biak di Cina ini mengembara dengan menggunakan koridor daratan timur sebagai rute perjalanannya. Wilayah pengembaraannya pernah tercatat hingga ke perairan di sekitar Manila, Serawak, dan Halmahera.

Kegiatan migrasi burung yang ekornya bercabang ke dalam ini setiap tahunnya dimulai sekitar Oktober hingga April. Hal ini dikarenakan, ditempat asalnya pada bulan September hingga November merupakan musim dingin sehingga mereka melakukan pengembaraan dan baru kembali lagi pada Maret hingga April kala musim semi tiba. Hal utama yang membedakan antara dara-laut cina di Indonesia dengan yang berbiak di Cina adalah dari dahinya yang tampak lebih putih.

Dari sekitar 14 jenis dara-laut yang merupakan suku Laridae yang terdapat di Indonesia, dara-laut cina merupakan satu-satunya jenis terancam punah. International Union for Conservation of Nature (IUCN) menetapkan statusnya “Kritis” (Critically Endangered/CR). Secara global, jumlah populasi dara-laut cina sekitar 50 individu dewasa. Populasinya yang cenderung menurun diakibatkan semakin berkurangnya habitat alaminya yaitu lahan basah di kawasan pesisir, serta pengambilan telurnya untuk konsumsi yang tersaru dengan jenis telur burung pantai lain.

Di Indonesia, burung yang menyukai laut terbuka dan pulau-pulau kecil ini pernah diketahui berada di kawasan Maluku Utara melalui sebuah spesimen tunggal yang dikoleksi dari Kao, Halmahera, pada 22 November 1861. Namun sejak saat itu, jenis ini sangat jarang dilaporkan terlihat di perairan Indonesia.

Di Cina, tempat asalnya, baru-baru ini ditemukan tempat berkembang biaknya. Itupun hanya di dua tempat yaitu di pantai timur Cina: Zhejiang dan Provinsi Fujian. Di tempat lainnya ia pernah terlihat juga di Serawak (Malaysia), Taiwan, Thailand, dan Filipina. Di Taiwan, dara-laut cina terakhir kali terlihat tahun 2000 sebanyak empat ekor dewasa dan empat anakan. Perjumpaan ini terjadi setelah sekitar 63 tahun lamanya tidak pernah terlihat keberadaannya.

Sekilas, burung yang sering bergerombol di perairan lepas pantai maupun daerah pesisir ini memiliki kesamaan dengan dara-laut jambul (Sterna bergii). Namun, burung ini dapat dibedakan melalui cirinya yang memiliki paruh kuning dengan ujung hitam, dahi putih dengan puncak kepala yang tidak seluruhnya hitam, serta ukurannya yang lebih kecil.*

Publikasi terkait:

National Geographic Indonesia

Keterangan lebih lanjut, hubungi :
Dwi Mulyawati
Bird Conservation Officer Burung Indonesia
Phone: (0251) 8357 222
Fax: (0251) 8357 961
HP:0812 80196 748
E-mail: d.mulyawati@burung.org

Fahrul P Amama
Communication and Media Relation Burung Indonesia
HP: 0815 84287 864
E-mail:fahrul@burung.org

Catatan untuk Redaktur:

  • News Release ini diterbitkan Burung Indonesia, organisasi nirlaba dengan nama lengkap Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Birdlife Indonesia Association) yang menjalin kemitraan dengan BirdLife International, Inggris. Burung Indonesia mengarahkan fokus pekerjaan pada pelestarian jenis-jenis burung yang terancam punah, termasuk berbagai jenis paruh bengkok yang banyak ditangkap dan diperdagangkan secara tidak sah.
  • Kategori dan kriteria IUCN (International Union for Conservation of Nature/The World Conservation Union) adalah sistem klasifikasi dari jenis tumbuhan dan hewan yang berisiko tingi terhadap kepunahan global. Taksa makhluk hidup yang terancam punah (threatened) dikelompokkan berdasarkan tingkatan paling tinggi: Kritis (Critically Endangered/CR), Genting (Endangered/EN), dan Rentan (Vulnerable/VU)
  • BirdLife International merupakan badan otoritas ilmiah untuk taksa burung di IUCN.

{jcomments on}

en_US