Skip to content Skip to footer

Mengamati Burung Bermigrasi dari Barat ke Timur Indonesia

Dalam rangka memperingati Hari Burung Bermigrasi Sedunia pada Oktober 2023, Burung Indonesia menyelenggarakan rangkaian pengamatan burung bermigrasi di tiga lokasi: Halmahera, Gorontalo, dan Jawa. Rangkaian pertama diselenggarakan di Desa Kao dan Desa Gayok, Kecamatan Kao Teluk, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, pada 7-8 Oktober 2023, bekerja sama dengan Halmahera Wildlife Photography (HWP). Kegiatan ini melibatkan 15 orang peserta yang terpilih melalui seleksi panitia penyelenggara. Pada kesempatan itu, peserta tidak hanya melakukan pengamatan, tetapi juga sekaligus mengikut pelatihan pemantauan burung laut.

Sesampainya di Pantai Kao, rombongan disambut oleh Kelompok Konservasi Green Kaidati. Ketua Green Kaidati, Zainudin Hongi, mengatakan anggota kelompok ini merupakan masyarakat sekitar Desa Kao yang memiliki tujuan untuk menjaga area pesisir dan mangrove desanya yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

Pengamatan difasilitasi oleh Fransisca Noni dari Burung Laut Indonesia, Benny Aladin dari Burung Indonesia dan Akhmad David dari HWP. Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Gayok, teridentifikasi beberapa spesies burung, di antaranya 50 individu cikalang kecil, 37 individu dara-laut biasa, dua individu kuntul besar, empat individu cerek-pasir besar, dua individu trinil-ekor kelabu, lima individu trinil bedaran, satu individu trinil-kaki hijau, 60 individu gajahan penggala, 13 individu kedidi besar, lima individu kedidi leher merah, satu individu trinil pantai, dan lima individu cerek kernyut.

Pengamatan hari kedua dilaksanakan di Teluk Kao. Diperlukan kapal untuk menghantarkan peserta untuk sampai di Teluk Kao. Sekitar setengah jam peserta menyusuri muara yang langsung mengarah ke teluk. Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok ditugaskan untuk memantau burung migran dan burung laut. Berdasarkan hasil pengamatan, di lokasi ini teramati 30 individu cikalang kecil, 19 individu dara-laut jambul, 37 individu dara-laut biasa, dan satu individu dara-laut tiram.

Selang beberapa minggu kemudian, pada 27-29 Oktober 2023, Burung Indonesia kembali menggelar kegiatan serupa. Kali ini lokasinya berada di utara Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Ada tiga tempat yang menjadi lokasi pengamatan: Cagar Alam Panua, Cagar Alam Tanjung Panjang, dan area mangrove Desa Dudewulo.

Burung Indonesia menggandeng sejumlah jurnalis, komunitas pencinta alam, aktivis lingkungan, perwakilan pemerintah daerah hingga akademisi. Kehadiran mereka diharapkan dapat menjadi penyambung informasi bagi masyarakat yang lebih luas tentangn pentingnya pelestarian satwa liar dan habitatnya. di Cagar Alam Panua, peserta berhasil mengamati sejumlah individu kuntul besar, kuncul kecil, tiga individu 12 individu cerek-kalung kecil, lima individu trinil pantai, dan tiga individu gajahan pengala.

Sementara itu, di Cagar Alam Tanjung Panjang keesokan harinya, peserta mengamati berbagai spesies burung air–sebagian di antaranya merupakan burung burung migran–sedang beraktivitas di wilayah pertambakan. Di hari yang sama, mereka bergerak menuju ke area mangrove Desa Dudewulo. Di area ini, peserta kembali bertemu dengan berbagai jenis burung-burung air yang sebagiannya merupakan spesies burung bermigrasi. Kegiatan ditutup pada 29 Oktober 2023 dengan diskusi mengenai pentingnya mangrove dan keanekaragaman hayati di dalamnya yang diselenggarakan di Desa Torosiaje.

Mikroplastik, Muara Sungai, dan Pegunungan

melakukan pengamatan burung migrasi yang dalam kegiatan Bird Migratory Watch 2023 yang dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2023 di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi dan Puncak Sempur, Kabupaten Karawang. Pada kegiatan tersebut, sebanyak sepuluh spesies burung migrasi dan 38 spesies burung penetap berhasil teridentifikasi.

Proses pengamatan burung di Muara Gembong dimulai dengan kegiatan menyusuri Sungai Citarum. Selama susur sungai, 20 orang anggota Burung Indonesia berhasil mencatat burung migran yang terbang di sekitar kapal, yakni dara-laut sayap-putih (Chlidonias leucopterus). Sementara ketika menyusuri kawasan mangrove di muara sungai, burung gajahan penggala (Numenius phaeopus) juga turut tercatat.

Selain melakukan pemantauan burung migrasi, para peserta kegiatan Bird Migratory Watch 2023 diajak untuk melihat ekosistem mangrove yang menjadi habitat burung-burung dan lutung jawa (Trachypithecus auratus) yang dihadapkan dengan masalah sampah plastik. Keberadaan plastik yang di kawasan tersebut bisa menjadi ancaman kesehatan bagi keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Untuk itu, setelah melakukan pemantauan burung, seluruh peserta berdiskusi dengan Pemerintah Kecamatan Muara Gembong yang diwakili oleh Kepala Seksi Pemerintahan, Hasan Basri. Pada kesempatan itu, Hasan memaparkan program upaya konservasi di daerah tersebut.

Bergeser ke Puncak Sempur di Pegunungan Sanggabuana di Kabupaten Karawang, puluhan orang peserta mulai mendaki bukit Puncak Sempur untuk melihat para pengembara udara yang milintas di angkasa. Berdasarkan hasil pengamatan pada Minggu, 29 Oktober 2023, sebanyak tiga spesies burung raptor migrasi dan satu burung migrasi berhasil dicatat. Di antaranya adalah elang-alap cina (Accipiter soloensis), elang-alap nipon (Accipiter gularis), sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus), dan kirik-kirik laut (Merops philippinus).

Selain melihat atraksi burung-burung migrasi, proses pemantauan juga dimanjakan dengan kemunculan sepasang elang brontok (Nisaetus cirrhatus) yang bertengger di pepohonan sebrang bukit. Hal ini tentu saja membuat seluruh orang yang hadir langsung berlarian untuk melihat dan mendapatkan posisi terbaik untuk mengabadikan momen luar biasa itu.

Kegiatan pengamatan diakhiri dengan diskusi hasil yang dipimpin oleh Village Facilitator Java Program, Rakha Santika Fadhillah. Diskusi dilakukan dengan santai dan ditemani hembusan angin sepoi-sepoi yang sesekali kencang berhempus.

Imas Siti Masitoh menjadi salah satu peserta yang baru pertama kali melakukan birdwatching. Menurutnya kegiatan memantau burung burung sangat seru dan menyenangkan. Meski ia tidak mengetahui nama spesies burung yang dilihat, hal ini tidak menghalangi dirinya untuk mencermati tiap sudut bukit menggunakan binokulernya. “Saya jadi orang pertama yang sadar ketika burung raptor lewat, otomatis saya langsung teriak dengan kencang karena senang sekali,” ujarnya penuh semangat.

Search

Burung Indonesia adalah anggota kemitraan global BirdLife International
© 2022 Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia)

en_USEnglish