Perkici buru adalah burung endemis Pulau Buru yang misterius. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli entomologi kelahiran Tuban bernama Lambertus Johannes Toxopeus. Ia seorang guru dengan segudang pengalaman di lapangan, khususnya saat mengikuti Archbold Expedition…
Saat pagi merekah dan sinar mentari menembus celah hutan, saat itulah suara kakatua mulai terdengar dan terbang melintas mengitari lahan pertanian masyarakat di pinggiran hutan Kepulauan Tanimbar. Masyarakat di kepulauan ini sangat mengenal kakatua tanimbar…
Sempidan merupakan burung pegar yang pemalu. Di Kalimantan, populasi jenis ini adalah salah satu jenis yang merasakan dampak langsung ekspansi pemukiman dan konsesi penebangan hutan yang mengancam keberadaan mereka; selain disebabkan oleh masifnya aksi perburuan.…
Paok schneider (Hydrornis schneideri) merupakan burung endemis Pulau Sumatra yang diketahui memiliki rentang populasi di sepanjang Bukit Barisan; dari Gunung Sibayak di Sumatra Utara hingga Gunung Dempat di Sumatra Selatan. Keberadaannya sempat menjadi legenda di…
Kangkareng sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatus) memang terbilang berukuran kecil (sekitar 53 cm) dibandingkan rangkong sejenis lainnya. Karena itu, banyak peneliti luar menyebutnya sulawesi dwarf hornbill. Namun, kehadiran burung rangkon ini cukup istimewa karena merupakan satu dari…
Selintas orang akan bertanya, "Jenis burung apakah ini?". Dari jauh, bulu-bulu hitam yang mendominasi tubuhnya memberikan kesan burung ini menyerupai gagak. Tapi, mata manusia sulit terlepas dari gelambir berwarna jingga terang di lingkar luar mata…
Dari bawah, corak tubuhnya mirip lollipop. Paruhnya tebal dengan bagian atas biru muda cerah dan bagian bawah kuning cerah. Sementara tenggorokan, dada dan perutnya merah darah dengan kalung hitam pada leher.
Dari sisi atas, sempur-hujan sungai justru tampak hitam legam dengan sedikit corak merah pada tunggir dan garis putih pada sayapnya. Corak tubuhnya yang aneka warna dan mencolok itu kontras dengan suaranya yang parau, hampir menyerupai suara tonggeret. Namun, suara kepakan sayapnya terdengar berat laksana guntur. Cocok dengan sebutan masyarakat Dayak untuk Black and Red Broadbill ini yaitu Pambadi Guntur.